Monday 14 September 2015

Kabupaten Tasikmalaya

KABUPATEN TASIKMALAYA


SDA TASIKMALAYA


Kabupaten Tasikmalaya Miliki Beragam Kekayaan Alam

Menggali potensi bisnis di Provinsi Jawa Barat memang seakan tak pernah ada habisnya. Melimpahnya sumber daya alam di kawasan Tanah Pasundan ini serta tingginya kreativitas para SDM yang ada di provinsi tersebut. Menjadikan perekonomian di Provinsi Jawa Barat semakin berkembang pesat setiap tahunnya. Tak terkecuali Kabupaten Tasikmalaya, yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat dan memiliki beragam jenis potensi kekayaan alam.
Terletak di sebelah tenggara Daerah Priangan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas wilayah sekitar 2.563,35 km2. Sejak terpisah dari Kota Tasikmalaya yang berkembang menjadi kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001 silam, Kabupaten ini sedikitnya membawahi 39 kecamatan dan selanjutnya terbagi lagi menjadi 351 desa dan kelurahan.
Sebagai salah satu kabupaten yang cukup besar di Jawa Barat, Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan hijau yang memiliki tanah relatif subur, serta ketersediaan sumber daya air yang sangat melimpah. Tidak heran bila beragam jenis potensi bisnis banyak ditemukan di daerah tersebut, seperti misalnya potensi salak, nilam, ikan gurame, aneka macam kerajinan pandan, kerajinan mendong, serta beberapa potensi bahan tambang yang memiliki nilai jual cukup besar.


Potensi Salak Manonjaya

Seperti halnya Kabupaten Sleman Yogyakarta yang memiliki potensi unggulan salak pondoh, Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki potensi salak yang tak kalah enak yakni salak Manonjaya. Buah khas Tasikmalaya ini tersebar di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibalong, Cineam, Manonjaya, Cibeureum, Kawalu, dan Sukaraja. Dari keenam wilayah tersebut, Kecamatan Manonjaya merupakan daerah sentra penghasil salak yang paling besar. Memanfaatkan lahan pertanian dan pekarangan rumah sebagai kebun salak, sekarang ini penanaman salak di Manonjaya menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat. Bahkan bisa dikatakan perekonomian daerah tersebut semakin membaik dengan mengembangkan agrobisnis salak.


Potensi Nilam Tasikmalaya

Tingginya permintaan pasar ekspor minyak nilam, membuat masyarakat Tasikmalaya mulai tergiur untuk mengembangkan potensi tanaman nilam. Habitatnya yang sangat cocok dibudidayakan pada lahan kering, membuat pengembangan tanaman nilam di Tasikmalaya semakin mudah. Sehingga tidak heran bila belakangan ini banyak petani yang mulai memanfaatkan lahan kering di wilayah Tasikmalaya, sebagai ladang untuk membudidayakan tanaman nilam. Sekarang ini, pasar dunia membutuhkan sekitar 1.200 sampai 1.400 ton minyak nilam setiap tahunnya, dan 80-90% kebutuhan tersebut kini berhasil dipasok oleh Indonesia. Beberapa negara pengimpor minyak nilam yang permintaannya cukup besar antara lain Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Swis, Jerman dan Belanda.


Potensi Ikan Gurame

Tidak hanya memiliki lahan pertanian yang cukup subur, Tasikmalaya juga memiliki sumber air yang melimpah. Kondisi inilah yang mendorong masyarakat setempat untuk memanfaatkan potensi alam yang ada dengan mengembangkan sentra budidaya perikanan air tawar, termasuk diantaranya adalah ikan gurame. Beberapa lahan 
perikanan gurame yang dikembangkan masyarakat antara lain kolam plastik, kolam batu, kolam air deras, sawah (tumpangsari mina pagi), situ, serta perairan umum lainnya yang dimanfaatkan untuk memelihara ikan. Sementara ini sentra budidaya ikan gurame tersebar di Kecamatan Singaparna, Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukarame, Rajapolah, Cisayong, Cigalontang, serta beberapa kolam batu di daerah Kecamatan Cikatomas, serta kolam 
plastik di Kecamatan Cineama dan Manonjaya.


Industri Kerajinan Pandan dan Mendong 

Selain memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya juga menekuni industri kerajinan pandan dan mendong secara turun temurun. Bermodalkan peralatan tradisional, para ibu rumah tangga di sekitar Tasikmalaya menekuni bisnis tersebut untuk mendapatkan tambahan penghasilan setiap harinya. Untuk sentra 
kerajinan pandan, tersebar di 21 desa yang berada di lima wilayah kecamatan (Kec. Rajapolah, Parungponteng, Cikalong, Cipatujah, dan Pagerageung). Sedangkan untuk kerajinan anyaman mendong yang telah ditetapkan sebagai komoditas kerajinan khas daerah Kabupaten Tasikmalaya, diproduksi di 22 desa yang merata di beberapa wilayah kecamatan (Kec. Cineam, Karangnunggal, Manonjaya, Karangjaya, Gunungtanjung, Sukahening, Cikatomas, dan Salopa).



Potensi Tambang

Menurut data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya, pada dasarnya ada sekitar 35 bahan tambang yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Potensi tambang emas berada di Kecamatan Cineam, Karangjaya, Salopa, Salawu, Taraju, Bojonggambir, dan Kecamatan Pancatengah. Ada juga potensi tambang batubara di sekitar Kecamatan Taraju, Bojongasih, Cikalong, Cikatomas, dan Kecamatan Bojongambir. Sementara itu, bahan tambang yang kandungannya sudah berhasil diperkirakan petugas adalah pasir besi yang tahun ini sudah dimanfaatkan sekitar 91.395,426 ton dari Kecamatan Cikalong, Cipatujah, dan Kecamatan Karangnunggal.




PEMERINTAHAN TASIKMALAYA



Pemerintahan


      Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas 39 kecamatan, yang dibagi lagi atas 351 desa dan kelurahan. Kota Tasikmalaya sempat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna.






Sejarah Pemerintahan Bupati



  • 1641-1674 : Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I)
  • 1674  : Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II)
  • 1674-1723 : Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III)
  • 1723-1745 : Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV)
  • 1745-1747 : Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V)
  • 1747-1765 : Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI)
  • 1765-1807 : Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII)
  • 1807-1837 : Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
  • 1837-1844 : Raden Tumenggung Danudiningrat
  • 1844-1855 : Raden Tumenggung Wiratanubaya
  • 1855-1875 : Raden Tumenggung Wiraadegdana
  • 1875-1901 : Raden Tumenggung Wirahadiningrat
  • 1901-1908 : Raden Tumenggung Prawirahadingrat
  • 1908-1937 : Raden Tumenggung Wiratanuningrat





Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya





Perekonomian Tasikmalaya



Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat disayangkan, seiring dengan kebijakan investasi besar-besaran di era 1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan.

Kondisi perekonomian makro Kabupaten Tasikmalaya mengalami pertumbuhan pada kurun waktu tahun 2006-2009, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan LPE sebesar 4,01% pada tahun 2006 menjadi 4,13% pada tahun 2009. Menurut Bank Indonesia (2007), peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya tersebut didukung oleh stabilitas ekonomi nasional yang tetap terjaga dan bersumber dari meningkatnya perdagangan luar negeri, konsumsi dan bertambahnya kegiatan investasi.
Hal yang juga mendukung peningkatan LPE adalah terkendalinya laju inflasi. Inflasi pada tahun 2009 tercatat sebesar 4,17%, turun dari 12,07% pada tahun 2008. Angka inflasi ini merupakan inflasi Kota Tasikmalaya yang merupakan rujukan dari inflasi di daerah Priangan Timur. Inflasi yang tinggi pada tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan harga sektor pangan.
Sektor pertanian sebagai sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten Tasikmalaya terbesar, yaitu sekitar 43,22% kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian, diikuti perdagangan 24,75 %, dan jasa-jasa 11,08 %. Sektor pertanian merupakan penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami peningkatan.
Dengan demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Komoditas unggulan sektor pertanian Kabupaten Tasikmalaya yang sudah berorientasi ekspor antara lain: Padi Organik (SRI) dengan sentra di 7 (tujuh) Kecamatan. (Sukaresik, Cisayong, Sukaraja, Manonjaya, Cineam, Sukahening dan Salawu), Manggis dengan sentra di Puspahiang, Mendong dan Golok Galonggong Manonjaya. Sedangkan pada sektor industri adalah kerajinan dengan sentra di Rajapolah dan bordir dengan sentra di Sukaraja.

Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di priangan timur dan selatan kota Ini. Priangan Timur dan selatan yakni membentang dari Kota Banjar di ujung timur jawa barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi di ujung barat jawa barat, Wilayah priangan timur dan selatan ini mencapai 40% total keseluruhan wilayah Jawa Barat, itu artinya sepertiga lebih dari pusat perekonomian yang ada di Jawa Barat berada di Kota ini. Oleh karena itu, sangat cocok bagi para investor baik itu bidang perhotelan, sarana dan prasarana, pusat perbelanjaan untuk menanamkan modalnya di kota priangan timur ini. Kota Tasikmalaya membuka peluang yang sebesar - besarnya bagi para investor untuk berinvestasi di kota ini. Kota Tasikmalaya sendiri berpenduduk sekitar 700 ribuan, sehingga sangat potensial untuk dijadikan pangsa pasar investasi.

Kota Tasikmalaya terletak di jalur utama selatan Pulau Jawa di wilayah provinsi Jawa Barat. Kota ini juga memiliki perkembangan yang lebih baik dibandingkan kota-kota besar lainnya yang cenderung stagnan atau jalan di tempat tanpa ada pembangunan yang berarti atau signifikan. Oleh karena itu, para investor baik itu investor lokal maupun asing yang akan menanamkan modalnya perlu melirik kota ini sebagai salah satu kota yang sangat potensial dan strategis untuk mengembangkan usaha. Bagi para investor lokal yang akan melakukan ekspansi atau perluasan cabang dapat menjadikan kota ini sebagai salah satu pilihan terbaik. Bagi investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, kota ini dapat dijadikan basis usaha baru. Di Indonesia, kawasan potensial saat ini harus dikembangkan ke daerah-daerah sehingga pembangunan dapat lebih merata, saat ini kawasan industri hanya terpusat di JabodetabekSurabayaSemarang dan Bandung, hal ini dapat menyebabkan kawasan tersebut menjadi jenuh dan tidak terkendali. Oleh karena itu, Kota ini dengan tangan terbuka membuka kesempatan yang sangat besar bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kota ini. Bidang-bidang yang sangat potensial di kota ini diantaranya adalah bidang perhotelan, perbankan, pusat perbelanjaan baru, pusat pendidikan, pusat wisata belanja dan pusat industri. Sebagai kota besar yang berkembang pesat dan kota yang memiliki segudang potensi alam, pusat belanja dan oleh-oleh, pusat budaya maupun seni, sebagai tempat perhelatan acara-acara akbar seperti festival, kejuaraan nasional, pusat kuliner, dan tujuan pendidikan utama, kota ini masih minim jumlah hotel yang representatif dibandingkan kota-kota besar lainnya, oleh karena itu bidang perhotelan sangat cocok untuk dikembangkan di kota ini. Kota Tasikmalaya masih membutuhkan banyak jumlah hotel baru untuk lebih memajukan geliat ekonomi di kota ini.
Tasikmalaya memiliki berbagai potensi yang belum dikembangkan secara maksimal misalnya industri bordir yang sudah mendunia, tetapi sekarang pemerintah kota mulai membuat suatu tempat pameran bordir untuk para pengrajin Tasik, yang berlokasi di Kawalu.

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan.
Bahan galian yang utama di Kota Tasikmalaya adalah pasir dan batu. Sektor penggalian di kota Tasikmalaya merupakan sektor penunjang pada sektor lainnya, diantaranya merupakan sektor pendukung untuk konstruksi di wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.

Menurut data tahun 2012, jumlah produksi pasir mencapai 15.180 m3 dengan estimasi potensi nilai sebesar Rp. 379.471.428. Sedangkan jumlah produksi batu mencapai 2.770 m3 dengan estimasi potensi nilai sebesar Rp. 22.160.000

Banyaknya Produk dan Nilai Bahan Galian Menurut Jenis Bahan Galian di Kota Tasikmalaya Tahun 2012

KECAMATAN
 JENIS BAHAN GALIAN
 PASIR
 BATU
 PRDUKSI (M3)
 NILAI (Rp)
 PRODUKSI (M3
 NILAI (Rp)
KAWALU




TAMANSARI




CIBEUREUM




PURBARATU




TAWANG




CIHIDEUNG




MENGKUBUMI
8.557
214.421.428


INDIHIANG


2.770
22.160.000
BUNGURSARI
6.603
165.050.000


CIPEDES




JUMLAH
15.180
379.471.428
2.770
22.160.000
 Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2009 (Perhubungan)

1. PERHUBUNGAN DARAT
                Di Kota Tasikmalaya peranan perhubungan darat sangat dominan baik untuk sektor perindustrian, perdagangan maupun sektor lainnya. Jumlah kendaraan bermotor yang wajib uji sebanyak 14.545  kendaraan yang terdiri dari mobil penumpang, bus, mobil barang dan kendaraan khusus.    Jumlah kendaraan/angkutan umum yang masuk ke terminal type A Kota Tasikmalaya selama tahun 2009 terdiri dari : Bus besar sebanyak 77.096 kendaraan,  Bus sedang sebanyak 67.964 kendaraan, Bus kecil sebanyak 54.438 kendaraan, MPU sebanyak 40.742 kendaraan dan Angkot sebanyak 28.739 kendaraan.
2. TERMINAL
Sementara untuk jumlah pendapatan/retribusi yang masuk pada terminal type A Kota Tasikmalaya selama tahun 2009, dari Bus besar sebesar Rp.231.288.000, Bus sedang sebesar Rp.134.828.000, Bus kecil sebesar Rp.81.657.000, MPU sebesar Rp.41.242.000, Angkotsebesar Rp.51.686.000 dan retribusi yang berasal dari penumpang sebesar Rp.71.056.000.
3. POS  DAN GIRO
                Selama tahun 2009 jumlah surat yang dikirim oleh PT. Pos Kota Tasikmalaya sebanyak 1.338.465 surat dan jumlah surat yang diserahkan 2.669.954 surat.
                Pendapatan PT. Pos Kota Tasikmalaya pada tahun 2009 dapat dilihat dari hasil penjualan benda pos yang mencapai Rp.441.324.000  dan hasil penjualan materai yang mencapai Rp.11.528.310.000.
4. KERETA API

                Jumlah penumpang Kereta Api di wilayah Kota Tasikmalaya pada tahun 2009 dapat dilihat setiap bulannya, dimana rata-rata setiap bulannya 11.259 penumpang yang menggunakan jasa angkutan ini, dari jumlah keseluruhan selama tahun 2009 yaitu 135.109 penumpang dengan nilai pendapatan dari penjualan karcis sebesar Rp.8.012.705.500.


SOSIAL BUDAYA TASIKMALAYA




Saat ini, nama Tasikmalaya dipakai sebagai nama dua buah pemerintahan yakni Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Nama Terakhir baru lahir pada 2002 sebagai pemekaran dari Kabupaten Tasikmalaya. Permasalahannya adalah bagaimana Kota Tasikmalaya tumbuh menjadi terpenting di Priangan Timur? Penelitian ini mencakup berbagai aspek yang tentunya saling berkaitan, yakni perubahan wilayah dan administrasi pemerintahan, kehidupan sosial, dinamika budaya, dan keadaan ekonomi dalam kurun waktu 1832 hingga 1945. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah itu sendiri terdiri atas empat tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Untuk mendapatkan eksplanasi sejarah, dalam penelitian ini pun dipergunakan teori yang dipinjam dari ilmu-ilmu sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1832-1945, Kota Tasikmalaya tumbuh sebagai sebuah kota terpenting di daerah Priangan Timur. Hal tersebut diperlihatkan dengan dijadikannya Kota Tasikmalaya sebagai pusat pemerintahan karena letaknya yang strategis. Meskipun dari aspek ekonomi kolonial kurang begitu menonjol, tetapi dari kehidupan sosial-budaya, Kota Tasikmalaya memperlihatkan pertumbuhan yang cukup siginifikan. Perkembangan media massa, misalnya, tidak kalah dengan perkembangan media massa di kota-kota utama di Jawa Barat. Banyak surat kabar dan majalah yang terbit di Kota Tasikmalaya dan mampu menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi bagi masyarakat Kota Tasikmalaya Kata kunci: Expansi, eksplanasi, heuristic


Mayoritas penduduk Kota Tasikmalaya beragama Islam, ini terlihat dari banyaknya jumlah pemeluk agama Islam di Kota Tasikmalaya yaitu 516.739 orang atau 83,65% dan banyaknya sarana peribadatan diantaranya 937 Mesjid, 1.536 Langgar dan 348 Mushola, sedangkan Gereja ada 14 buah dan Kelenteng 1 buah.




Kota Tasikmalaya memiliki potensi seni budaya yang beragam dan sumberdaya manusia yang cukup baik dan salah satunya adalah seni Helaran Angklung Badud. Seni ini lahir dan berkembang secara turun temurun dilingkungan warga desa Sukamaju Kaler Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Dengan perlegkapan utama seperangkat Angklung Buhun yang berusia kurang lebih 1 abad, tetpai masih memiliki suara yang nyaring dan stabil. Seni Helaran Angklung Badud ini mnjadi satu potensi seni budaya Kota Tasikmalaya yang dapat diunggulkan dalam menunjang promosi wisata Kota Tasikmalaya.

Selain itu di Kabupaten Tasikmalaya juga terdapat kebudayaan Kampung Naga yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan Ieluhumya. Hal ini akan terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga hidup pada suatu tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat.


Sosial Budaya


Tahapan Kesejahteraan Keluarga di Kota Tasikmalaya Tahun 2014


 KECAMATAN
 PRA SEJAHTERA 
 KELUARGA SEJAHTERA
 JUMLAH
 I
 II
 III
 III+
KAWALU
656
11.909
6.121

5.768
391
 24.845
TAMANSARI
231
9.431

5.096

3.406
1.139
19.303
CIBEUREUM
548
5.555

7.832
4.214
226
18.375
PURBARATU
1.111
2.726
5.107
2.682
197
11.823
TAWANG
193
5.913
7.825
2.907
241
17.079
CIHIDEUNG
117
10.394
4.007
3.228
347
18.093
MANGKUBUMI
376
8.521
6.964
6.262
651
  22.774
INDIHIANG
218
5.363
5.047
3.766
212
14.606
BUNGURSARI
358
6.160
6.396
2.026
140
15.080
CIPEDES
56
5.951
7.135
7.656
1.253
22.051
JUMLAH
3.864

71.923

61.530
41.915
 4.797
184.029
Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Tasikmalaya.

Tahapan Kesejahteraan Keluarga di Kota Tasikmalaya Tahun 2013


 KECAMATAN
 PRA SEJAHTERA 
 KELUARGA SEJAHTERA
 JUMLAH
 I
 II
 III
 III+
KAWALU
640
11.661
5.658
5.771
359
 24.089
TAMANSARI
256
11.258
6.448
3.358
1.015
22.335
CIBEUREUM
981
4.032
7.179
4.972
797
17.961
PURBARATU
1.056
2.304
4.727
2.534
907
11.528
TAWANG
253
5.300
6.738
3.185
221
15.697
CIHIDEUNG
117
10.627
3.538
3.031
347
17.660
MANGKUBUMI
336
7.875
6.771
6.146
507
  21.635
INDIHIANG
254
5.242
4.656
3.457
195
13.986
BUNGURSARI
318
5.956
5.846
1.843
95
14.058
CIPEDES
56
5.520
7.730
6.245
952
20.503
JUMLAH
4.267
69.957
59.291
40.542
 5.395
179.452
Sumber : Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Tasikmalaya.

Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Tasikmalaya Tahun 2012


 No
PMKS
JUMLAH
1
Anak Balita Terlantar
9.090
2
Anak Terlantar
4.485
3
Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan
57
4
Anak yang Berhadapan Dengan Hukum
8
5
Anak Jalanan
187
6
Anak Dengan Kedisabilitas
287
7
Wanita Rawan Sosial Ekonomi
11.043
8
Lanjut Usia Yang Menjadi Korban Kekerasan
-
9
Lanjut Usia Terlantar
3.125
10
Penyandang Disabilitas
644
11
Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Hukum
142
12
Wanita Tuna Susila
115
13
Pengemis
38
14
Bekas Warga Binaan LP
238
15
Korban Penyalahgunaan NAFZA
58
16
Keluarga Miskin
56.177
17
Pemulung
509
18
Kelurga Bermasalah Sosial Psikologis
31
19
Keluarga Yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana
-
20
Korban Bencana Alam
1.491
21
Korban Bencana Sosial
1
22
Pekerja Migran Bermasalah
2
23
Orang dengan HIV/AIDS
210
24
Komunitas Adat Terpencil
-
25
Korban Trafficking
1
26
Gelandangan
11
27
Korban Tindak Kekerasan
31
28
Kelompok Minoritas
210
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Tasikmalaya.